“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Perlahan terasa manis. Seperti rindu
yang muncul tanpa dipaksa, semakin hari semakin pekat.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Pas. Seperti cinta yang tidak banyak meminta.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Samar-samar terasa pahit. Seperti rindu yang pecicilan, di pagi pertama setelah putus cinta.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit-manis. Seperti kata sayang terakhir dari dua orang yang saling berpisah jalan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis bila diaduk. Seperti dua orang sahabat yg sama2 menyimpan cinta, sama2 tidak tahu.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit. Seperti dua orang yang terlambat dipertemukan, lalu sama-sama saling melewatkan.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Manis, seperti cinta yang sabar menunggu.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Hitam. Seperti selingkuh tanpa tanda bahaya.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Pahit-manis. Seperti jatuh cinta sendirian.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Hangat. Seperti rindu yang sabar menunggu.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Hangat, manis. Seperti cinta yg datang tanpa tanda2, di antara dua orang asing, pada sebuah kebetulan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Dingin. Seperti hujan yang membawa kenangan lama mampir.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Dingin, terlalu siang untuk diminum. Seperti cinta yg
terlambat dipertemukan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Keras. Seperti cinta yg semakin ditahan, semakin sengit.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, semakin lama semakin manis. Seperti dua orang yg awalnya saling benci, lalu sama2 tak sengaja jatuh cinta.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini, manis dan dingin. Seperti wajahmu di sela lamunan, pada sebuah hujan.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Gelap, hangat, tidak ingin habis. Seperti hening yg kita bagi, tiap perjalanan pulang ke rumahmu.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Penuh ampas di dasar gelas. Seperti dua orang sahabat yg diam2 saling menyimpan cinta.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Hitam, habis terlalu cepat. Seperti ditinggalkan yg tercinta, tanpa tanda bahaya.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Harum, hitam. Seperti aromamu, di pertemuan kita yang tak sengaja, pada malam yang tak biasa.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Hitam, terlambat diminum. Seperti cinta yg terlalu lama untuk diucapkan, lalu hilang ke orang yg lain.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Hitam. Seperti siluet wajahmu yg tertidur di bahuku, pada sebuah perjalanan.”
“@radityadika: Kopi pertama di bulan Maret. Pahit, seperti ketakutan2 yg menyertai hubungan yg baru. Manis, seperti melaluinya tanpa ragu.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, tidak ingin habis. Seperti denganmu.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Semakin pahit diteguk. Seperti kangen yg semakin tidak tuntas, semakin menyebalkan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Harum. Seperti wangimu yg tertinggal di ujung hidung dan kunjung hilang.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Terlalu siang untuk diseduh. -___-”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Dingin dan hambar. Seperti tanpa kasih sayang, di hari kasih sayang.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, walaupun diminum terlalu siang. Seperti cinta yg menunggu waktu yg tepat.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Terlalu manis. Seperti dua orang yg sedang melakukan pendekatan, dgn penuh kepalsuan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Cukup manis, cukup pahit. Seperti cinta yg tidak banyak meminta.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Penuh ampas. Seperti pagi pertama setelah putus cinta.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Satu rasa, setiap hari. Seperti tahu saatnya berhenti mencari.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, seperti pertemuan setelah penantian panjang. Pahit, seperti perpisahan yg terlalu terburu-buru.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, tertutup manis. seperti dua orang yang terlalu cinta, lalu saling mengucap janji yang tak mungkin terpenuhi.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Dingin. Seperti ditinggalkan orang yg tepat, karena sibuk mencoba yg lain di saat bersamaan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Tidak cukup manis. Seperti cinta yg terlalu mungil untuk diucapkan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Luber. Seperti cinta yang datang di hati yang tidak terlalu lapang.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis setelah diaduk. Seperti cinta yang tersembunyi, di orang yang tidak pernah disangka-sangka.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Tumpah. Seperti rindu yang terlalu rewel.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, tertutup pahit. Seperti dua orang yang berpura-pura tidak saling cinta, karena bosan kecewa.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis di awal, lalu pahit hingga habis. Seperti seseorang yang dibuat jatuh cinta, lalu ditinggalkan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, terlalu cepat dingin. Seperti dua orang yang mulai saling kenal. Lalu salah satu mundur di tengah jalan.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti dakocan yg baru keluar dari segentong parfum.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti kenangan lama yg tak sengaja mampir.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti rasa penasaran yg terlalu cepat selesai.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Nikmatnya.. ”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan terpendam. Seperti sepasang kekasih yg sudah lama saling bosan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, kental, dan harum. Seperti rindu yg tidak kunjung selesai.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Manis, membekas, bikin deg2an. Seperti dua orang yg saling menemukan, satu sama lain.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, gelap, pekat. Seperti dosa yg ditutupi dengan rapi.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Hangat, pekat, tenang. Seperti dua orang kesepian yg saling meramaikan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Hitam, pahit, dan penuh ampas. Seperti penolakan yg tidak tega untuk disampaikan.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Hitam, pahit, membekas. Seperti bayangan masa lalu yg tidak cukup buram untuk diabaikan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, manis, hangat. Seperti dua orang yg bertemu di saat yg salah, lalu saling melewatkan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, harum, hangat. Seperti tidak sengaja melamunkanmu di tengah perjalanan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, hangat, pekat. Seperti cinta yang tumbuh tanpa permisi.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Manis, kental, harum. Seperti cinta yg semakin ditahan, semakin sengit.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, hangat, pekat. Seperti dua orang yg garis hidupnya bersinggungan, oleh sebuah kebetulan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, hambar, penuh ampas. Seperti pasangan yg sudah tdk cocok tp memaksa untuk cocok, karena takut sendirian lagi.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, harum, senyap. Seperti dua orang yg saling menunggu kata cinta, tapi tidak ada yg berani mengucapkan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, pekat, penuh ampas. Seperti jatuh cinta tapi tak dianggap.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, pekat, bersisa. Seperti ditinggalkan seseorang, tanpa kata maaf.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, tersamar manis. Seperti seseorang yg kesulitan membedakan jatuh cinta dgn rasa penasaran.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, tanpa rasa lain. Seperti seseorang yg menghabiskan masa mudanya mencintai orang yg salah.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, ada rindu yang mengampas. Manis, ada cinta yang diteguk tanpa terburu-buru.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Pas. Seperti cinta yang tidak banyak meminta.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Samar-samar terasa pahit. Seperti rindu yang pecicilan, di pagi pertama setelah putus cinta.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit-manis. Seperti kata sayang terakhir dari dua orang yang saling berpisah jalan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis bila diaduk. Seperti dua orang sahabat yg sama2 menyimpan cinta, sama2 tidak tahu.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit. Seperti dua orang yang terlambat dipertemukan, lalu sama-sama saling melewatkan.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Manis, seperti cinta yang sabar menunggu.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Hitam. Seperti selingkuh tanpa tanda bahaya.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Pahit-manis. Seperti jatuh cinta sendirian.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Hangat. Seperti rindu yang sabar menunggu.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Hangat, manis. Seperti cinta yg datang tanpa tanda2, di antara dua orang asing, pada sebuah kebetulan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Dingin. Seperti hujan yang membawa kenangan lama mampir.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Dingin, terlalu siang untuk diminum. Seperti cinta yg
terlambat dipertemukan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Keras. Seperti cinta yg semakin ditahan, semakin sengit.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, semakin lama semakin manis. Seperti dua orang yg awalnya saling benci, lalu sama2 tak sengaja jatuh cinta.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini, manis dan dingin. Seperti wajahmu di sela lamunan, pada sebuah hujan.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Gelap, hangat, tidak ingin habis. Seperti hening yg kita bagi, tiap perjalanan pulang ke rumahmu.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Penuh ampas di dasar gelas. Seperti dua orang sahabat yg diam2 saling menyimpan cinta.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Hitam, habis terlalu cepat. Seperti ditinggalkan yg tercinta, tanpa tanda bahaya.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Harum, hitam. Seperti aromamu, di pertemuan kita yang tak sengaja, pada malam yang tak biasa.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Hitam, terlambat diminum. Seperti cinta yg terlalu lama untuk diucapkan, lalu hilang ke orang yg lain.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Hitam. Seperti siluet wajahmu yg tertidur di bahuku, pada sebuah perjalanan.”
“@radityadika: Kopi pertama di bulan Maret. Pahit, seperti ketakutan2 yg menyertai hubungan yg baru. Manis, seperti melaluinya tanpa ragu.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, tidak ingin habis. Seperti denganmu.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Semakin pahit diteguk. Seperti kangen yg semakin tidak tuntas, semakin menyebalkan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Harum. Seperti wangimu yg tertinggal di ujung hidung dan kunjung hilang.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Terlalu siang untuk diseduh. -___-”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Dingin dan hambar. Seperti tanpa kasih sayang, di hari kasih sayang.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, walaupun diminum terlalu siang. Seperti cinta yg menunggu waktu yg tepat.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Terlalu manis. Seperti dua orang yg sedang melakukan pendekatan, dgn penuh kepalsuan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Cukup manis, cukup pahit. Seperti cinta yg tidak banyak meminta.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Penuh ampas. Seperti pagi pertama setelah putus cinta.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Satu rasa, setiap hari. Seperti tahu saatnya berhenti mencari.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, seperti pertemuan setelah penantian panjang. Pahit, seperti perpisahan yg terlalu terburu-buru.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, tertutup manis. seperti dua orang yang terlalu cinta, lalu saling mengucap janji yang tak mungkin terpenuhi.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Dingin. Seperti ditinggalkan orang yg tepat, karena sibuk mencoba yg lain di saat bersamaan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Tidak cukup manis. Seperti cinta yg terlalu mungil untuk diucapkan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Luber. Seperti cinta yang datang di hati yang tidak terlalu lapang.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis setelah diaduk. Seperti cinta yang tersembunyi, di orang yang tidak pernah disangka-sangka.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Tumpah. Seperti rindu yang terlalu rewel.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, tertutup pahit. Seperti dua orang yang berpura-pura tidak saling cinta, karena bosan kecewa.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis di awal, lalu pahit hingga habis. Seperti seseorang yang dibuat jatuh cinta, lalu ditinggalkan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, terlalu cepat dingin. Seperti dua orang yang mulai saling kenal. Lalu salah satu mundur di tengah jalan.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti dakocan yg baru keluar dari segentong parfum.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti kenangan lama yg tak sengaja mampir.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti rasa penasaran yg terlalu cepat selesai.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Nikmatnya.. ”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan terpendam. Seperti sepasang kekasih yg sudah lama saling bosan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, kental, dan harum. Seperti rindu yg tidak kunjung selesai.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Manis, membekas, bikin deg2an. Seperti dua orang yg saling menemukan, satu sama lain.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, gelap, pekat. Seperti dosa yg ditutupi dengan rapi.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Hangat, pekat, tenang. Seperti dua orang kesepian yg saling meramaikan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Hitam, pahit, dan penuh ampas. Seperti penolakan yg tidak tega untuk disampaikan.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Hitam, pahit, membekas. Seperti bayangan masa lalu yg tidak cukup buram untuk diabaikan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, manis, hangat. Seperti dua orang yg bertemu di saat yg salah, lalu saling melewatkan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, harum, hangat. Seperti tidak sengaja melamunkanmu di tengah perjalanan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, hangat, pekat. Seperti cinta yang tumbuh tanpa permisi.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Manis, kental, harum. Seperti cinta yg semakin ditahan, semakin sengit.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, hangat, pekat. Seperti dua orang yg garis hidupnya bersinggungan, oleh sebuah kebetulan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, hambar, penuh ampas. Seperti pasangan yg sudah tdk cocok tp memaksa untuk cocok, karena takut sendirian lagi.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, harum, senyap. Seperti dua orang yg saling menunggu kata cinta, tapi tidak ada yg berani mengucapkan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, pekat, penuh ampas. Seperti jatuh cinta tapi tak dianggap.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, pekat, bersisa. Seperti ditinggalkan seseorang, tanpa kata maaf.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, tersamar manis. Seperti seseorang yg kesulitan membedakan jatuh cinta dgn rasa penasaran.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, tanpa rasa lain. Seperti seseorang yg menghabiskan masa mudanya mencintai orang yg salah.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, ada rindu yang mengampas. Manis, ada cinta yang diteguk tanpa terburu-buru.”