Minggu, 19 Mei 2013

Kopi Pertama Raditya dika :*

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Perlahan terasa manis. Seperti rindu yang muncul tanpa dipaksa, semakin hari semakin pekat.”

“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Pas. Seperti cinta yang tidak banyak meminta.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Samar-samar terasa pahit. Seperti rindu yang pecicilan, di pagi pertama setelah putus cinta.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit-manis. Seperti kata sayang terakhir dari dua orang yang saling berpisah jalan.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis bila diaduk. Seperti dua orang sahabat yg sama2 menyimpan cinta, sama2 tidak tahu.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit. Seperti dua orang yang terlambat dipertemukan, lalu sama-sama saling melewatkan.”

“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Manis, seperti cinta yang sabar menunggu.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Hitam. Seperti selingkuh tanpa tanda bahaya.”

“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Pahit-manis. Seperti jatuh cinta sendirian.”

“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Hangat. Seperti rindu yang sabar menunggu.”

“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Hangat, manis. Seperti cinta yg datang tanpa tanda2, di antara dua orang asing, pada sebuah kebetulan.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Dingin. Seperti hujan yang membawa kenangan lama mampir.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Dingin, terlalu siang untuk diminum. Seperti cinta yg
terlambat dipertemukan.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Keras. Seperti cinta yg semakin ditahan, semakin sengit.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, semakin lama semakin manis. Seperti dua orang yg awalnya saling benci, lalu sama2 tak sengaja jatuh cinta.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini, manis dan dingin. Seperti wajahmu di sela lamunan, pada sebuah hujan.”

“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Gelap, hangat, tidak ingin habis. Seperti hening yg kita bagi, tiap perjalanan pulang ke rumahmu.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Penuh ampas di dasar gelas. Seperti dua orang sahabat yg diam2 saling menyimpan cinta.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Hitam, habis terlalu cepat. Seperti ditinggalkan yg tercinta, tanpa tanda bahaya.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Harum, hitam. Seperti aromamu, di pertemuan kita yang tak sengaja, pada malam yang tak biasa.”

“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Hitam, terlambat diminum. Seperti cinta yg terlalu lama untuk diucapkan, lalu hilang ke orang yg lain.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Hitam. Seperti siluet wajahmu yg tertidur di bahuku, pada sebuah perjalanan.”

“@radityadika: Kopi pertama di bulan Maret. Pahit, seperti ketakutan2 yg menyertai hubungan yg baru. Manis, seperti melaluinya tanpa ragu.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, tidak ingin habis. Seperti denganmu.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Semakin pahit diteguk. Seperti kangen yg semakin tidak tuntas, semakin menyebalkan.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Harum. Seperti wangimu yg tertinggal di ujung hidung dan kunjung hilang.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Terlalu siang untuk diseduh. -___-”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Dingin dan hambar. Seperti tanpa kasih sayang, di hari kasih sayang.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, walaupun diminum terlalu siang. Seperti cinta yg menunggu waktu yg tepat.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Terlalu manis. Seperti dua orang yg sedang melakukan pendekatan, dgn penuh kepalsuan.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Cukup manis, cukup pahit. Seperti cinta yg tidak banyak meminta.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Penuh ampas. Seperti pagi pertama setelah putus cinta.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Satu rasa, setiap hari. Seperti tahu saatnya berhenti mencari.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, seperti pertemuan setelah penantian panjang. Pahit, seperti perpisahan yg terlalu terburu-buru.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, tertutup manis. seperti dua orang yang terlalu cinta, lalu saling mengucap janji yang tak mungkin terpenuhi.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Dingin. Seperti ditinggalkan orang yg tepat, karena sibuk mencoba yg lain di saat bersamaan.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Tidak cukup manis. Seperti cinta yg terlalu mungil untuk diucapkan.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Luber. Seperti cinta yang datang di hati yang tidak terlalu lapang.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis setelah diaduk. Seperti cinta yang tersembunyi, di orang yang tidak pernah disangka-sangka.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Tumpah. Seperti rindu yang terlalu rewel.”
icon smile Kumpulan Tweet Kopi Pertama oleh Raditya Dika
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, tertutup pahit. Seperti dua orang yang berpura-pura tidak saling cinta, karena bosan kecewa.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis di awal, lalu pahit hingga habis. Seperti seseorang yang dibuat jatuh cinta, lalu ditinggalkan.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, terlalu cepat dingin. Seperti dua orang yang mulai saling kenal. Lalu salah satu mundur di tengah jalan.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti dakocan yg baru keluar dari segentong parfum.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti kenangan lama yg tak sengaja mampir.”
“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti rasa penasaran yg terlalu cepat selesai.”

“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Nikmatnya..

“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan terpendam. Seperti sepasang kekasih yg sudah lama saling bosan.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, kental, dan harum. Seperti rindu yg tidak kunjung selesai.”

“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Manis, membekas, bikin deg2an. Seperti dua orang yg saling menemukan, satu sama lain.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, gelap, pekat. Seperti dosa yg ditutupi dengan rapi.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Hangat, pekat, tenang. Seperti dua orang kesepian yg saling meramaikan.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Hitam, pahit, dan penuh ampas. Seperti penolakan yg tidak tega untuk disampaikan.”

“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Hitam, pahit, membekas. Seperti bayangan masa lalu yg tidak cukup buram untuk diabaikan.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, manis, hangat. Seperti dua orang yg bertemu di saat yg salah, lalu saling melewatkan.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, harum, hangat. Seperti tidak sengaja melamunkanmu di tengah perjalanan.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, hangat, pekat. Seperti cinta yang tumbuh tanpa permisi.”

“@radityadika: Kopi pertama hari ini. Manis, kental, harum. Seperti cinta yg semakin ditahan, semakin sengit.”
“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, hangat, pekat. Seperti dua orang yg garis hidupnya bersinggungan, oleh sebuah kebetulan.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, hambar, penuh ampas. Seperti pasangan yg sudah tdk cocok tp memaksa untuk cocok, karena takut sendirian lagi.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Manis, harum, senyap. Seperti dua orang yg saling menunggu kata cinta, tapi tidak ada yg berani mengucapkan.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, pekat, penuh ampas. Seperti jatuh cinta tapi tak dianggap.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, pekat, bersisa. Seperti ditinggalkan seseorang, tanpa kata maaf.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, tersamar manis. Seperti seseorang yg kesulitan membedakan jatuh cinta dgn rasa penasaran.”

“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, tanpa rasa lain. Seperti seseorang yg menghabiskan masa mudanya mencintai orang yg salah.”


“@radityadika: Kopi pertama pagi ini. Pahit, ada rindu yang mengampas. Manis, ada cinta yang diteguk tanpa terburu-buru.”

Cara tepat menghilangkan bau badan


Bau badan adalah salah satu jenis masalah yang banyak dialami banyak orang. Kehadiran bau badan yang tidak sedap tentu saja akan mempengaruhi kegiatan sehari-hari kita. Selain dapat mengganggu penampilan, bau badan juga akan mempengaruhi rasa percaya diri kita saat tampil dihadapan orang lain.




Bau badan sebenarnya adalah satu hal yang lumrah dan juga wajar terjadi. Bau badan sendiri disebabkan oleh keringat yang bercampur dengan berbagai macam bakteri dan kotoran yang menempel di permukaan tubuh kita. Keringat sebenarnya tidak menghasilkan bau yang terlalu menyengat, namun karena bereaksi dengan bahan-bahan lain diluar tubuh kita tadilah yang menyebabkan keringat menjadi berbau tidak sedap. Itulah kenapa kita dituntut untuk harus selalu menjaga kebersihan tubuh kita. Berikut adalah beberapa tips dan cara untuk mengatasi bau badan secara alami dan efektif.
1. Menggunakan Cuka Apel

Cuka apel ternyata adalah deodorant alami yang bisa mengurangi pH (tingkat keasaman) pada kulit sehingga dapat membuat bau keringat yang tidak sedap dapat segera menghilang. Disarankan untuk menggunakan sari cuka apel setiap hari yang bisa anda gunakan sebagai pengganti dari deodorant dengan cara memasukkan cuka apel ke dalam segelas air lalu anda bisa menggunakannya untuk membilas
ketiak setelah mandi.

2. Mengkonsumsi Jahe

Sejak zaman Kekaisaran China kuno, mengkonsumsi jahe dipercaya dapat membuat seseorang tercium manis. Hal itu tidaklah mengherankan mengingat bahwa jahe mengandung banyak sekali antioksidan yang berfungsi untuk melunturkan racun-racun di dalam tubuh. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, disarankan juga untuk menambahkan air perasan jahe pada air yang akan digunakan untuk mandi.

3. Mengurangi Konsumsi Bawang

Mengurangi konsumsi bawang. Bagi anda yang suka mengkonsumsi makanan dengan banyak bawang, terutama bawang putih, maka mulai sekarang sebaiknya dikurangi saja. Hal ini tidak hanya membuat bau badan anda, namun juga bisa membuat nafas anda tidak sedap. Oleh karena itu sebaiknya segera kurangi makanan yang mengandung bawang karena bisa membuat keringat anda menjadi bau.

4. Menggunakan Jeruk Nipis

Caranya mudah, yaitu dengan memeras
jeruk nipis, lalu dicampurkan dengan kapur sirih. Setelah itu, anda bisa menggosokkan air campuran jeruk nipis dan kapur sirih tadi pada bagian tubuh yang biasanya memproduksi banyak keringat seperti ketiak.

5. Menggunakan Baking Soda

Seperti yang kita tahu, baking soda (soda kue) adalah salah satu bahan yang biasa digunakan untuk membuat kue. Namun baking soda ternyata juga bisa digunakan untuk mengurangi produksi keringat yang berlebihan terutama saat kita melakukan banyak aktifitas di luar ruangan. Caranya mudah yaitu, anda tinggal menaburkan baking soda pada ketiak dan juga kaki sehingga anda dapat mengurangi keringat yang selalu keluar dari dalam tubuh anda.

6. Menggunakan Daun Sirih

Daun sirih sudah lama dikenal sangat ampuh dalam menghilangkan bau badan yang tidak sedap. Daun sirih sangat mudah sekali di dapatkan dan cara untuk membuat obat bau badan dari daun sirih pun juga sangat mudah. Caranya adalah dengan merebus tiga sampai lima helai daun sirih dalam dua gelas air sampai mendidih hingga airnya tinggal tersisa sekitar satu gelas. Minum air rebusan daun sirih ini satu gelas setiap hari hingga bau badan anda menjadi semakin berkurang. Atau anda juga bisa menggunakan cara lain yaitu dengan menghaluskan daun sirih yang sudah dicampurkan dengan kapur, lalu anda tinggal mengoleskannya pada bagian ketiak.

7. Menggunakan Mentimun

Mentimun adalah salah satu jenis buah yang serbaguna, selain untuk dimakan, mentimun juga biasa digunakan untuk berbagai perawatan kecantikan termasuk untuk mengatasi bau badan. Caranya adalah dengan mengupas satu buah mentimun yang masih muda, lalu gosokkan mentimun tadi ke bagian badan yang sering mengeluarkan bau. Hal ini bisa anda lakukan secara rutin setelah mandi.

8. Mengonsumsi Daun Kemangi

Daun kemangi mengandung minyak atsiri dan juga bahan-bahan antiseptik yang dapat membantu meredakan bau badan anda. Caranya adalah dengan sering-sering mengkonsumsi daun kemangi baik sebagai lalapan maupun dimasak menjadi urap. Pada wanita yang sedang haid, mengkonsumsi daun kemangi juga bermanfaat untuk mengurangi bau tidak sedap di area kewanitaan.